Selasa, 28 Oktober 2014

Loneliness

Edit Posted by with No comments
That loneliness comes through my veins again
For the umpteenth times, it draws the shadows on the streets
where my steps on
Kissing my whole body with this fear
And break my bones so that's i feel so numb.
I'm walking down through the other streets
Hoping that i'll find a good way to past
But i always turn back to the same street
Like no other way to out
But then i walk slowly to past it
Pretending that i was alright
But i find myself crazy
Crying. 
This confusing mind hugs me too tight 
Makes me so hard to breath
Embracing every feeling of my own
But i know that i have no choice
This is the only way that i can take.
This loneliness isn't a mistake they made
Because they are already there around me
It's just a feeling of mine
silent and empty
Because i know they just standing there not really  as they should be
But just like a gloomy glasses and the blind walls.
Music heard like screaming,
And the laughter sound like crying,
Sad and fearless.
I'm not trying to avoid it
Just let if flow like the water in the river
Hoping the color would change like the rainbow
Oneday

Selasa, 14 Oktober 2014

My Heart Broken

Edit Posted by with No comments
Malam yang begitu menjijikkan. Aku hanya bisa menghempaskan tubuh gendutku diatas kasur yang kurasa cukup hangat. Membiarkan malam merenggut hari yang penuh drama.
Aku bosan dengan hidupku dan aku jijik dengan diriku sendiri. Dunia seolah-olah tidak memberiku ruang untuk bernafas. Bukannya aku ingin menyalahkan keadaan ataupun menyalahkan Tuhan. Tapi aku tak bisa sedikit bernegosiasi dengan hatiku. Keadaan ini terlalu buruk dan aku benci itu. Rasanya aku ingin menyerah pada keadaan ini.
Hidup penuh bully, serba kekurangan dan aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Aku hanya mahasiswa biasa yang hanya berharap ada kemurahan untukku dalam menjalani hari-hari dikampusku. Aku tidak ingin yang muluk-muluk. Cukup membuat keluargaku bangga padaku. Tapi halangannya begitu berat. Teman-teman kampus yang membenciku yang bahkan aku tidak tau sama sekali alasan mengapa mereka begitu membenciku. Aku harus menghadapi mereka setiap hari. Dengan senyum palsu yang tersungging diatas bibir mereka, bahkan aku tau bahwa itu hanya pura-pura. Itu bukan sekedar konkulusiku. Itu faktanya. Aku muak dengan itu semua. Kebutuhan yang begitu memaksaku, konflik dengan sahabat-sahabatku, dan entah apa lagi yang bisa aku jelaskan. Semua ini menghimpitku sehingga rasanya aku tak punya ruang untuk bernafas lagi.
Hal yang paling aku sesali adalah aku tau aku telah mengecewakan keluargaku. Aku aib keluarga. Aku mengecewakan mereka dengan banyak hal. Aku tidak bisa menjelaskannya apa. Dan aku bahkan tidak berani berterus terang pada diriku sendiri.
Aku sakit. Sakit akan kehidupan ini. Semoga suatu saat semua usahaku akan terbalas dan Tuhan akan menyembuhkan rasa sakit yang kurasakan selama ini. Amin